Gunung Lompobattang

Kondisi/ Vegetasi

1000-1500 Mdpl : Hutan Pinus, Perkebunan Rakyat
1500-2000 Mdpl : Hutan Produksi
2000-2500 Mdpl : Hutan Primer
2500-2871 Mdpl : Bebatuan

Kondisi Fauna

Sudah amat jarang ditemui kecuali babi hutan dan burung-burung.

Administrasi

Kecamatan : Tompo Bulu
Kabupaten : Goa
Propinsi : Sulawesi Selatan
Perijinan : Kepala Dusun Lembang Bune

Gunung Lompobattang terletak pada koordinat geografisnya adalah 119°56'13? BT - 05°21'25? LS, yang berada pada arah selatan dari Makassar. Lompobattang berarti ” Perut Buncit “. Berdiri tegak dengan ketinggian 2.870m d.p.l suhu minimumnya adalah sekitar 15°C dan maksimumnya sekitar 27°C. Luas gunung ini adalah 82.77 km2. Orang yang pertama mendaki guung ini adalah seorang pendaki berasal dari Inggris bernama James Brooke pada tahun 1840 James Brooke akhirnya menjadi Raja Serawak (Sumber Ekologi Sulawesi). Hutan gunung Lompobattang termasuk dalam vegetasi hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan Atas. Tumbuhan yang banyak ditemui adalah jenis Podocarpos (konifer Asli), Arega sp. Pohon Mapel (Acercaesicum), Rotan, Paku Tiang, Paku Besar, Lantana camara verb, Tahi angin (Usnea/Lumut kerak/Lychenes), Azalea (Rhododendron), Arbei (Morus alba), Gaultheria celebica, Gaultheria viridifloria, Buni (diplycosi / berbau seperti gandapura), Lumut Aerobryum, Edelweis (andaphaus javanicum), dan sebagainya. Sedangkan faunanya adalah Anoa (Bulbalus depressicrnius), babi hutan, babi rusa, burung coklat paruh panjang, elang sulawesi dan semut Crematosaster.

Air dapat diperoleh antara lain di :

Dusun Lembang Bu’ne (desa terakhir)
Pos II di ketinggian 1.378m d.p.l
Pos III di ketinggian 1.532m d.p.l
Pos IX di ketinggian 2.750m d.p.l
Desa Lembang Lowe (1.750m d.p.l)
Desa Lengkese (1.113m d.p.l)


Rute Pendakian
Secara Geografis, Gunung Lompobattang terletak di Kabupaten Gowa Kecamatan Tompobulu, akan tetapi pencapaian menuju puncak gunung ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, jalur Lembang Bu’ne yang dapat dicapai melalui Malakaji via Kabupaten Jeneponto. Dan jalur satunya adalah jalur Lengkese/Malino yang terletak di kabupaten Gowa.

JALUR LEMBANG BU’NE
Dusun Lembang Bu’ne terletak disebelah Barat Daya puncak Gunung Lompobattang. Daerah ini berada tepat dibawah kaki gunung ini, yang berada pada ketinggian 1.320m d.p.l, posisi koordinat 119°53'42? BT dan 05°24'20? LS, mata pencarian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 78.7 mm dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 21°C. Kemiringan jalan setapak dari Lembang Bu’ne menuju puncak Lompobattang bervariasi antara 0° - 84 °. Urutan pencapaiannya dari Makassar sebagai berikut:

JALUR LENGKESE
Lengkese terletak disebelah Barat puncak Gunung Lompobattang. Daerah yang berada tepat dibawah kaki Gunung ini berada diketinggian 1.995m d.p.l dengan posisi koordinat 119°53'20? BT dan 05°18'10? LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani dan curah hujannya rata-rata 78.7mm / tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 21°C. Kemiringan jalan setapak dari Lengkese menuju puncak Lompobattang bervariasi antara 0° - 90°. Urutan pencapaian dari Makassar sebagai berikut:

Lokasi yang paling baik untuk mendirikan tenda adalah:

Pos II (1.378m d.p.l)
Pos IX (2.750m d.p.l)
Pos Lembang Lowe (1.750m d.p.l)
Lengkese (1.113m d.p.l)

Perijinan

Tidak ada perijinan yang berbelit-belit untuk mendaki gunung ini, hanya perlu melapor ke kepala desa setempat dan untuk lebih baiknya menyertakan surat jalan yang dilampiri data lengkap para pendakinya.

Tempat Menarik

Ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi disekitar gunung ini antar lain:
Air terjun di wilayah Lembang Bu’ne yang berada di ketinggian 1.314m d.p.l. Air terjun ini mempunyai tinggi 50 meter dan dapat dijakau dengan jalan kaki. Di wilyah Lengkese juga bisa ditemui air terjun bertingkat tiga dengan tinggi 100 meter, dan terletak pada ketinggian 1.113 Mdpl dan dapat dicapai dengan jalan kaki.


Baca lebih lanjut »

Gunung Lawu

Gunung ini Berada di timur laut kota Solo, dan dibawah administratif Karanganyar dan Magetan. Ketinggian gunung ini 3245m dpl dan puncaknya dikenal dengan nama Argo Dumilah. Gunung ini bisa didaki dari dua titik pendakian yaitu: Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Gunung Lawu juga berada diantara dua propinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Didaerah puncak terdapat juga sebuah alun-alun yang merupakan bekas kawah yang sudah mati cukup lebar dan merupakan lokasi yang bagus untuk mendirikan tenda. Didaerah sebelum puncak gunung ini juga terdapat sumber mata air yang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Gunung Lawu merupakan salah satu gunung yang populer di Jawa, Bukan hanya karena ketinggiannya diatas 3000m dpl. akan tetapi didaerah puncak gunung ini juga kita temukan tempat petilasan Bung Karno. yang selalu dikunjungi oleh para penziarah. Jadi jangan heran kalau selama pendakian anda akan banyak bertemu dengan pendaki yang gaya dan pembawaannya berbeda dengan pada umumnya para pendaki gunung. Gunung ini mempunyai kawah di bagian pinggang gunung, bukan di puncak. Kawah ini bisa dilihat dari jalan setapak rute Cemoro Kandang, Gunung Lawu merupakan gunung yang bermedan terbuka dan minim pohon. terutama sekali setelah Pos V medan terbuka hanya ditumbuhi oleh rerumputan dan semak, gunung ini juga salah satu gunung yang populer di Jawa, Bukan hanya karena ketinggiannya diatas 3000m dpl. akan tetapi didaerah puncak gunung ini juga kita temukan tempat petilasan Bung Karno. yang selalu dikunjungi oleh para penziarah. Jadi jangan heran kalau selama pendakian anda akan banyak bertemu dengan pendaki yang gaya dan pembawaannya berbeda dengan pada umumnya para pendaki gunung. Gunung ini mempunyai kawah di bagian pinggang gunung, bukan di puncak. Kawah ini bisa dilihat dari jalan setapak rute Cemoro Kandanng. Gunung Lawu ini jika dilihat dari kota Solo tampak seperti kepala raksasa yang sedang tidur terletang.

Berikut ulasan mengenai jalur dari Cemoro Sewu Jawa Timur, photo-photonya diambil saat perayaan Satu Suro. Untuk akses transportasi, dari Solo naik bus jurusan Tawang Mangu dengan ongkos Rp.4.000,- per orang, kemudian dilanjutkan dari Tawang Mangu menuju Cemoro Kandang atau Cemoro Sewu dengan memakai kendaraan L300 atau ELF sperti mobil box yang diberi pintu dibelakangnya. Kendaraan ini bertarif Rp.3.000,- per orang

Rute Pendakian
CEMORO SEWU
Cemoro Sewu ini terletak setelah Cemoro Kandang dan berada di wilayah Jawa Timur. Dengan ketinggian 1818 m dpl dan berada pada posisi 07° 39' 52" LS dan 111° 11' 29" BT. Disini terdapat sebuah gerbang dan loket lapor, didaerah ini ada banyak warung. Selain itu juga terdapat sebuah camping ground. Jalur setapak hingga pos satu sangat bagus dan berbatu serta bisa ditempuh oleh kendaraan 4x4.

POS I (WESEN-WESEN)
Berjarak sekitar kurang lebih 2.9 km dari gerbang Cemoro Sewu, Pos I ini terletak pada ketinggian 2.203 m dpl serta pada posisi 07° 39' 03" LS dan 111° 11' 41" BT. Jalan setapak masih bagus dan tanjakan belum begitu curam. Di pos ini tidak terdapat sumber air.

POS II (WATU GEDEG)
Setelah melewati Pos I jalan setapak masih berupa batu-batu, dan setelah berjalan dengan jarak lebih kurang 5.2 km, akan sampai di Pos II yang disebut juga dengan Pos Watu Gedeg. Pos ini terletak pada ketinggian2.589m dpl, berada pada posisi 07° 38' 26" LS dan 111° 11' 42" BT. Di pos ini juga tidak terdapat sumber air. Ketinggian 2.589 m dpl.

POS III (WATU GEDE)
Jarak dari Pos II ke Pos III ini adalah jarak yang paling jauh lebih kurang sekitar 6.2 km. Pos ini berada pada mendan yang sedikit miring akan tetapi ada bebrapa tempat datar yang bisa untuk mendirikan tenda. Berada pada posisi 07° 38' 13" LS dan 111° 11' 41" BT. Di Pos Watu Gede ini tidak ada sumber air. Ketinggian 2.787 m dpl

POS IV (WATU KAPUR)
Seperti halnya pos-pos terdahulu disini tidak tersedia mata air, tapi kita bisa menikmati pendangan lepas kearah Tawang Mangu. Pos ini berada pada posisi 07° 38' 00" LS dan 111° 11' 44" BT dan berjarak lebih kurang sekitar 3.6 km dari pos sebelumnya yaitu Pos III. Ketinggian pos ini 3.099 m dpl

POS V (JOLO TUNDO)
Pos ini merupakan pos yang terakhir dan berada pada sebuah areal terbuka yang bisa ditempati beberapa tenda. karena jarak pos ini hanya sekitar 50 m dari sumur Jolo Tundo, sehingga pos ini dimanakan juga Pos Jolo Tundo. Air bisa kita dapatkan dari sumur Jolo Tundo. Berada pada posisi 07° 37' 57" LS dan 111° 11' 46" BT dan dengan ketinggian 3.177 m dpl, dan berjarak lebih kurang 2 km dari Pos IV. Dari Pos V ini kita bisa menyasikan sunrise dan juga tidak jauh dari pos ini terdapat sebuah gua yang dalamnya sekitar 15 m, yang dikenal dengan nama Sigolong-golong

SENDANG DERAJAT
Sumur Sendang Drajat ini terletak lebih kurang berjarak sekitar 4.1 km dari Pos V, letaknya persisi dijalur menuju puncak dan Hargo Dalem. Dilokasi sumur ini terdapat beberapa pondok dan juga kamar mandi, di sendang ini kita harus mengisi persediaan air jika kita berencana untuk mendirikan tenda di Hargo Dalem atau disekitar puncak. Berada pada ketinggian 3.171 m dpl, dan pada posisi 07° 37' 43" LS dan 111° 11' 52" BT. Sendang ini dikeramatkan oleh orang jawa dan dipercaya airnya membawa berkah jika mandi dengannya. Selepas dari tempat ini kta dihadapkan pada jalan setapak yang mendatar hanya sedikit tanjakannya. Tak lama kita akan bertemu dengan Pertigaan Puncak dan Hargo Dalem jika jika lurus menuju puncak dan jika berbelok kekanan maka akan sampai ke komplek Hargo Dalem

HARGO DALEM
Komplek Hargo Dalem ini berjarak sekitar 4.5 km dari Sendang Derajat, dengan ketinggian 3.167 m dpl dan pada posisi 07° 37' 32" LS dan 111° 11' 47" BT. Dalem komplek ini terdapat sebuah tempat ritual dan juga terdapat pondok-pondok yang terbuat dari seng, dan digunakan sebagai tempat menginap oleh para penziarah. Selain itu didalam komplek ini terdapat sebuah tempat menarik hasil kreasi dari seorang penduduk yang berupa sebuah pondok yang mirip benteng yang terbuat dari limbah botol plastik, botol beling dan juga kaleng-kaleng hasil dari sampah para pengunjung gunung ini. Dan yang lebih terpuji lagi disini terdapat sebuah WC yang bisa dipakai umum. Tempat ini dinamakan oleh pembuatnya dengan nama Kyai Botol.

PUNCAK LAWU (HARGO DUMILAH)
Puncak Lawu 3.245 m dpl dan berada pada posisi 07° 37' 38" LS dan 111° 11' 39" BT. Dari puncak kita bisa menikmati pemandangan disekeliling gunung Lawu dan di saat satu suro puncak ini dipenuhi oleh para penziarah yang melakukan ritual pada tiang trianggulasinya yang dikeramatkan bagi yang mempercayainya. Ada banyak tempat untuk mendirikan tenda di kawasan puncak.

RUTE DARI JAWA TENGAH
Berikut adalah urutan dari jalur pendakian lewat Cemoro Kandang Jawa Tengah. Pada jalur pendakian ini cenderung lebih panjang karena alur jalan setapaknya melingkar-lingkar digigiran punggungan dan terkadang berada diatas jurang yang curam. pada jalur ini persediaan air cukup banyak.

CEMORO KANDANG
Cemoro Kandang berada di wilayah Jawa Tengah, pada ketinggian 1.946 m dpl dan pada posisi 07° 39' 49" LS dan 111° 11' 14 " BT. Disini terdapat sebuah pos pendaftaran sebelum melakukan pendakian, prasarana untuk pendaki disini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Cemoro Sewu.


POS I (Taman Sari Bawah)
Pos ini berada pada ketinggian 2.237 m dpl dan pada posisi 07° 39' 00" LS dan 111° 11' 19" BT. Pos ini berjarak lebih kurang sekitar 9.9 km dari Cemoro Kandang. Pos ini berupa sebuah bangunan batu dan beratap seng, didepan pos ini terdapat sebuah lembah yang didasarnya mengalir sebuah sungai. Disamping pondok ada areal untuk mendirikan tenda.

POS II (Taman Sari Atas)
Pos II ini juga berupa sebuah pondok dari Batu beratap seng. Sumber air bisa didapat jika turun sungai yang ada didasar lembah yang berada tepat didepan pos ini. Yang menarik dari pos ini kita bisa melihat kawah gunung ini yang dikenal juga dengan nama Kawah Candra Dimuka. Di pos ini terdapat areal yang luas untuk mendirikan tenda. Ketinggiannya 2.499 m dpl, posisinya 07° 38' 33" LS dan 111° 11' 16" BT, berjarak sekitar 8.4 km dari pos sebelumnya.

POS III (Penggik)
Pos III ini terletak persis di pertengahan dari jalur pendakian Cemoro Kandang ini, dengan posisi 07° 38' 07" LS dan 111° 11' 03" BT, ketinggian 2.894 m dpl dan berjarak sekitar 28.7 km dari pos sebelumnya. Jalurnya melingkar-lingkar dipunggungan dan ditengah jalan menuju antara Pos II dan Pos IV kita akan menemukan mata air pada posisi 07° 38' 20" LS dan 111° 11' 00" BT pada ketinggian 2.586 m dpl, tepat persis dipinggir jalan setapak.

POS IV (Cokro Suryo)
Disebut Cokro Suryo karena dilokasi pos ini terdapat batu berukir peninggalan zaman Majapahit. Ukiran batu tersebut berupa lingkarang yang bercahaya yang merupakan perlambang dari cakra yang bersinar. Lambang ini adalah merupakan lambang dari kerajaan Majapahit. Pos IV ini sangat luas, akan tetapi pada pos ini tidak terdapat sumber mata air. Sebelum pos ini kita akan menjumpai sebuah mata air yang bernama Sendang Panghuripan. Berada pada posisi 07° 37' 54" LS dan 111° 11' 11" BT

POS V (Perapatan)
Pos V ini adalah satu-satunya pos Cemoro Kandang yang tidak mempunyai bangunan pondok. Pos ini merupakan sebuah tanah datar dan di pos ini juga merupakan sebuah perapatan. Jika kekanan Ke Hargo Dumilah, kekiri ke Hargo Tiling, sedangkan lurus ke Hargo Dalem. Pos ini sudah dekat jaraknya dari Hargo Dalem dan tidak ada sumber mata air juga, akan tetapi pemandangan yang lepas membuat nenda di pos ini menjadi menyenangkan.

Perijinan
Perijinan tidaklah berbelit-belit, pada kedua gerbang masuk yaitu Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu terdapat sebuah pos loket petugas. Disini kita mendaftarkan jumlah anggota kita serta menyebutkan rencana pendakian kita. Biaya masuk untuk satu orang adalah Rp.3.000,- Sudah termasuk kupon asuransi, seperti halnya gunung manapun anda diminta untuk tidak membuang sampah sembarangan. Bawalah setiap sampah yang anda hasilkan. Setiap pendaki harus mempunyai perlengkapan dan peralatan standar untuk pendakiaan gunung. Ada aiknya sebelum anda mendaki tanyakan ke petugas pos tentang sumber mata air di gunung ini terutama sekali saat musim kering.

Tempat Menarik
Ada banyak sekali tempat menarik di gunung ini, selain objek wisata alam juga ada objek wisata sejarah serta kebudayaan. Pada tanggal 1 Suro atau tahun baru kalender islam, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para penziarah untuk melakukan do'a ritual Satu Suro di beberapa tempat yang dikeramatkan di gunung ini. Berikut adalah tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi.

GOA SIKOLONG-KOLONG
Goa ini terdapat tidak jauh dari Pos V jalur Cemoro Kandang, saat kita akan menuju Sendang Derajat, goa ini terlihat dari jalan setapak, tepat berada di sebuah tebing. Dalam goa ini kira-kira 15m. Jika berjalan kesebelah kiri dari goa ini kita juga akan menemukan sebuah goa dan sebuah sendang. Yang terbentuk semenjak runtuhnya punggungan jalan setapak lama menuju puncak dari jalur Jolo Tundo.

HARGO DALEM
Komplek Hargo Dalem ini merupakan komplek tempat para penziarah melakukan ritualnya. Didalam komplek ini terdapat beberapa bangunan yang fungsinya sebagai pondokan para penziarah.



PONDOK KYAI BOTOL
Bangunan menyerupai sebuah benteng yang dibuat dari susunan hasil limbah pengunjung yaitu botol aqua, botol beling, kaleng makanan. Semuanya ditata dengan apik, pemilik dari pondok ini adalah penduduk setempat, yang dengan rajin dan tekun mengumpulkan limbah botol dan kaleng, setiap mengunjungi gunung ini. lebih terpuji lagi disini juga terdapat sebuah jamban yang bisa dipergunakan oleh umum

Selain tempat-tempat diatas juga ada sebuah peninggalan zaman Majapahit berupa sebuah batu berukirkan lambang kerajaan Majapahit yang disebut dengan Batu Cokro Suryo. Batu ini terdapat di Pos IV jalur Cemoro Kandang. Selain Jalur Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu, masih ada satu jalur lagi yaitu Jalur Centho, jalur ini tidak highcamp rekomendasikan karena sedikit jauh dibandingkan dua jalur lainnya. Akan tetapi disini bisa kita temukan reruntuhan bekas candi Centho, suatu peninggalan bersejarah yang tak ternilai.
Baca lebih lanjut »

Gunung Klabat

Gunung ini terletak tidak begitu jauh dari kota Manado Sulawesi Utara. Gunung ini sangat mudah dicapai dari kota Manado, hanya butuh waktu 30 menit dengan menggunakan kendaraan jenis mikrolet, kita akan sampai di Airmadidi yang merupakan akses untuk pendakian gunung Klabat. Sangat sulit untuk menemukan air digunung ini pada musim kemarau. Jadi sebaiknya mengisi perbekalan air yang cukup di Airmadidi sebelum melanjutkan perjalanan anda.




Rute Pendakian
Gapura - Pos 1
Perjalanan dimulai dari gapura Gunung Klabat yang terletak di Airmadidi, melewati jalan desa yang cukup baik kondisinya serta rumah-rumah penduduk yang memang sudah modern, karena terletak di pinggir jalan raya. Perjalanan selanjutnya memasuki perkebunan penduduk yang didominasi oleh tumbuhan kelapa. Setelah itu keadaaan jalan setapaknya mulai menanjak, ada baiknya kita menghemat air karena kita tidak akan menemukan sumber air sampai Pos VI. Vegetasi tumbuhan disini ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan tingi-tingi, tapi kebanyakan pohon tersebut ditebang untuk keperluan industri, sehingga banyak sekali terjadi kerusakan. dari gapura ke Pos I berjarak sekitar 60 menit dengan berjalan normal. SAmpai di Pos I kita hanya akan menjumpai tanda Pos I, karena tidak ada pondok atau shelter. Didaerah ini banyak pohon tumbang yang disebabkan oleh angin yang lumayan kencang, jika beristirahat disini tetaplah hati-hati.

Pos I - Pos II
Jarak antara kedua pos ini cukup jauh, yaitu sekitar 60-90 menit, dengan kemiringan sekitar 30 derajat, kita akan melewati jalan setapak diatara pohon-pohon besar yang masih mendominasi daerah ini. Pos II merupakan sebuah daerah yang cukup luas dan datar. Banyak pendaki yang berkemah disini, dimusim hujan kita bisa menjumpai sumber air disekitar daerah ini.

Pos II - Pos III
Dari Pos II ini kemiringan jalan setapak kira-kira 45 - 50 derajat, tanjakan yang akan memeras keringat. Kadang-kadang kita harus scrambling untuk naik keatas dengan menggunakan akar-akar pohon. Lamanya perjalanan sampai Pos III sekitar 2 - 3 jam. Di Pos III ini kita juga tidak akan menemukan reruntuhan bekas pondok. Ditempat ini juga tidak terdapat sumber air.

Pos III - Pos IV
Keadaan jalan setapaknya tetap dengan kemiringan sekitar 40 derajat, dengan lama perjalanan sekitar 60 -90 menit. Di Pos IV ini juga kita hanya akan menemukan reruntuhan bekas shelter,

Pos IV - Pos V
KOndisi jalannya masih sama, hanaya saja vegetasi tumbuhannya sudah mulai rendah. dan diantara Pos IV dan Pos V ini kita akan menemukan sumber air disebelah kiri jalan setapak, letaknya agak menurun sedikit, tetapi sumber air ini kadang-kadang kering terutama sekali pada musim kemarau. Dari sini ke Pos V hanya berjarak sekitar 50 menit perjalanan. Pos V merupakan daerah yang datar dan agak sedikit terbuka dan ditandai dengan papan bertuliskan "Pos V' .

Pos V - VI
Jalan setapak yang menanjak dan ditumbuhi vegetasi rendah serta daerah yang sedikit terbuka mewarnai keadaan didaerah ini. Dikanan dan kiri jalan setapak kadang-kandang terdapat jurang, kita harus benar-benar waspada. Kondisi seperti ini kadang sangat melelahkan dan membosankan. Saat mendekati daerah Pos V kita akan menemui daerah yang berlumut dan cukup dingin serta kadang-kadang tertutup kabut. Di Pos V ini juga tidak terdapat pondok atau shelter, akan tetapi hanya sebuah daerah yang cukup lapang dan datar, dan cukup dingin suhunya. Daerah ini juga ditumbuhi oleh pohon-pohon pinus yang tumbuh rapat dan berlumut. Daerah ini sering dijadikan tempat buat basecamp oleh pendaki, disini juga terdapat sebuah telaga kecil yang airnya dapat dipergunakan untuk memasak atau MCK. Tempat ini memang sangat baik untuk bermalam dan bersiap untuk kepuncak keesokan harinya.

Pos VI - Puncak
Perjalanan kepuncak butuh waktu sekitar 15-20 menit. dengan jalan setapak yang ditumbuhi oleh alang-alang yang dalam bahasa Manado disebut "Kusu-kusu". Perjalanan dari Pos V ini bisa dimulai tergantung dari rencana pendakian anda, jika ingin menikmati Sunrise ada baiknya memulai pendakian kepuncak sekitar jam 04.00 dini hari. Keadaan puncaknya berupa sebuah daerah yang datar dan angin bertiup cukup kencang. Apabila cuaca cukup baik kita akan bisa menikmati pemandangan kota Manado dengan pinggiran pantainya, keindahan pelabuhan Bitung, Gunung Lokon dan Gunung Mahawu, serta Gunung Tangkoko dan Dua Saudara.

Perijinan
Perijinan untuk mendaki gunung ini tidak terlalu rumit, kita harus melapor di pos polisi di Airmadidi yang berada dipinggir jalan raya. Semua perbekalan dan perlengkapan akan dicek disini. Bagi pendaki yang berasal dari daerah lain ada baiknya untuk mempersiapkan photo copy KTP dan surat jalan untuk lebih memperjelas data.


Baca lebih lanjut »

Gunung Gede

Gunung Gede berada ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangarango. Terletak diantara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dan berada di pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18°c dan dimalam hari suhu puncak berkisar 5°c. Gerbang utama untuk masuk ke gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas. Ada gerbang-gerbang lain yang berada di daerah Sukabumi, akan tetapi pada umumnya pendaki lebih memilih lewat Cibodas atau Cipanas. Gunung ini sangat populer bagi para pendaki di Jawa Barat, bahkan ketenarannya sampai keluar pulau Jawa. Ada banyak sekali objek-objek yang menarik yang dapat dikunjungi, setiap akhir pekan gunung ini selalu di penuhi oleh para pendaki dari JABOTABEK dan Bandung. Cibodas juga merupakan salah satu objek wisata yang banyak dikunjung pada setiap akhir pekan, di daerah ini terdapat hutan wisata kebon raya Cibodas. Di Cibodas ini kita juga bisa menemukan banyak sekali penginapan-penginapan kecil yang menawarkan sewa yang cukup masuk akan. Bagi anda yang berasal dari daerah yang agak jauh akan lebih baik lagi jika sebelum mendaki anda menginap dulu di Cibodas semalam, dan memulai pendakian keesokan harinya. Kalau anda ingin mencobanya, high-camp.com menyarankan untuk mencoba penginapan "PONDOK WISATA 145". Motel ini bersih dan tenang, dan di Cibodas anda juga bisa menemukan toko peralatan naik gunung. Hampir seluruh hutan di gunung gede didominasi oleh hutan type sub-alpine, dan pada ketinggian 2.750m dpl. bisa ditemukan Javanese eidelweiss. Gunung ini sangat menarik, sehingga kebanyakan pendaki didaerah sekitarnya (JABOTABEK dan Bandung) hampir boleh dikatakan sudah sangat sering ke Gunung Gede.Jika dibandingkan dengan saudaranya Gunung Pangrango, gunung Gede lebih sering dan lebih banyak pengunjungnya.

Rute Pendakian
Ada beberapa jalur pendakian ke puncak Gunung Gede akan tertapi gerbang utamanya adalah dari Cibodas, yang merupakan juga tempat kantor pusat dari Taman Nasional Gede-Pangrango. Berada kira-kira 100km dari Jakarta atau kira-kira 2,5 jam mengemudi. Dari Bandung sekitar 89km atau 2jam mengemudi.

Untuk mencapai Cibodas dari Jakarta dapat ditempuh dengan memakai kendaraan pribadi atau bus umum dengan tujuan Bandung lewat jalur puncak dan turun di pertigaan Cibodas. Dilanjutkan dengan naik ongkot sampai ke pasar Cibodas. Disini ada kantor pusat Taman Nasional tempat pendaftaran ijin masuk. Terdapat juga toko peralatan pendakiaan yang lokasinya tidak begitu jauh dari kantor pendaftaran ijin masuk.

Gerbang Gunung Putri terletak tidak begitu jauh dari Cibodas. Bisa dicapai lewat Cipanas dan Pacet. Dari Jakarta naik bus jurusan Bandung lewat puncak dan turun di Cipanas, dilanjutkan dengan naik angkot sampai ke Gunung Putri. Disini juga ada kantor petugas Taman Nasional, dan disini juga bisa merndaftar ijin masuk.

Selain gerbang Cibodas dan Gunung Putri juga ada gerbang masuk lainnya yaitu:

Gerbang Bedogol (Lido- Sukabumi) kira-kira 17km dari Bogor.
Gerbang Selabintana (Sukabumi) 60 km dari Bogor dan 900 km dari Bandung.
Gerbang Situ Gunung (SUkabumi) 15 km dari Selabintana dari arah Bogor.
Ketiga gerbang masuk diatas berada di Sukabumi. Jika dibandingkan dengan dua gerbang yang lain, ketiga gerbang ini tidak dianjurkan bagi para pemula, karena memiliki medan yang lebih sulit dibanding dengan gerbang Cibodas dan Gunung Putri. Untuk mencapai ketiga gerbang ini dari Jakarta naik bus jurusan Sukabumi.

Perijinan
Seluruh pengunjung diharuskan untuk membeli tiket masuk Taman Nasional, ini bisa diperoleh di keempat gerbang masuk Taman Nasional. Persyaratan tambahan akan berlaku jika:

Jika masuk Taman Nasional bukan dengan tujuan untuk ke Air Terjun, akan tetapi ke puncak, Air Panas, Kandang Badak dsb.
Jika akan bermalam di dalam Taman Nasional.
Jika anda ingin mendaki ke puncak, anda harus mempunyai ijin masuk yang bisa diperoleh di Visitor Centre Cibodas, Selabintana Resort Office dan Gunung Putri Resort Office.
Jam pendaftaran masuk di kantor Taman Nasional
Senin - Kamis..............07.30 - 14.30 wib
Jumat.........................07.30 - 14.30 wib
Minggu........................07.30 - 14.00 wib

Anda harus menyerahkan fotocopy KTP, Passport, dan ijin orang tua bagi yang berumur dibawah 17 tahun. Pelayanan petunjuk dan informasi dapat didapat di Visitor Centre Cibodas. Petugas Taman Nasional Akan memeriksa barang bawaan dan perijinan sebelum anda memasuki Taman Nasional. Dilarang membawa binatang peliharaan memasuki Taman Nasional. Dilarang membawa senjata api, senjata tajam (hanya satu pisau jenis multi purpose untuk satu grup di ijinkan), bahan deterjen yang akan mencemari sumber air. Dilarang membawa radio atau peralatan elektronik yang menimbulkan suara bising, untuk walkie-talkies perlu special ijin untuk penggunaan didalam Taman Nasional. Dilarang membuat api unggun, karena potensial menyebabkan kebakaran hutan. Dilarang mencoret-coret pohon dan bebatuan. Dilarang memetik bunga atau tumbuhan lainnya. Diharuskan mengikuti jalan setapak yang sudah ada, dilarang keras memotong jalan karena akan merusak jalan setapak yang sudah ada juga akan membahayakan pendaki itu sendiri. Dilarang membuang sampah didalam Taman Nasional, seluruh sampah dari perbekalan bawaan anda harus dibawa turun, dan kalau anda sudi dianjurkan juga untuk membawa sampah lainnya yang mungkin ada tercecer. Dilarang keras mencemari sumber mata air, dan jika anda mandi atau membersihkan badan dilarang memakai sabun atau bahan lain yang akan menyebabkan polusi. Harus melapor saat meninggalkan Taman Nasional kepada petugas.

PERALATAN MINIMUM YANG HARUS DIPUNYAI (untuk pendaki gunung)

Pendaki yang tidak mempunyai peralatan yang cukup, hanya akan menyebabkan dirinya membuat dirinya bermasalah. Peralatan minimum untuk hiking : Baju hangat/jaket, sleeping bag dan tenda/bivak jka akan berencana bermalam di gunung, pakaian anti air, senter dan perlengkapan obat-obatan. Bawa persediaan makanan dan minimum (bukan yang mengandung alkohol) Jangan mendaki sendiri, paling sedikit tiga orang untuk satu grup dan dianjurkan salah seorang dari grup mempunyai pengalaman mendaki gunung. Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Kantor TNGP Cibodas, Jl Raya Cibodas-Jawa Barat, PO Box 3 Sdl Cianjur 43253, Telp. 0263-512776 atau 282986, fax. 0263-519415, E-mail, tngp@cianjur.wisantara.net.id, atau Pos Resort Gunung Putri dan Selabintana.

Tempat Menarik
Tempat ini selain mempunyai sejarah bagi penilitian biologis dan ekologi, juga memainkan peranan yang penting bagi wisata ecotourism. ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan selain mendaki gunung dan hiking, diantaranya penelitian kehidupan binatang, photogrsphy, dan camping.

Telaga Biru 1.575m
Berada 1,5km/25menit jalan kaki dari gerbang Cibodas. Nama telaga ini diambil dari warna algae yang hijau kebiruan yang menyebabkan warna hijau pada air telaga. Telaga ini dikelilingi oleh pepohonan yang merupakan perubahan dari sub-Montana ke Montana.

Air terjun Cibereum 1.625m
Berada 2,6km/1 jam jalan kaki dari gerbang Cibodas. Bukan hanya satu air terjun akan tetapi tiga air terjun. Berjejer dengan nama, Cikudul, Cidendeng dan Cibeureum pada tebing yang ditumbuhi oleh lumut berwarna kemerahan. Jenis lumut ini tumbuh menyebar di daerah Jawa Barat. Banyak kelelawar yang terbang berasal dari gua Lalay yang tidak begitu jauh dari lokasi air terjun.

Sungai Air Panas 2.150m
Berada 5,3km/2 janm jalan kaki dari gerbang Cibodas. Suhu dari air bisa mencapai lebih dari 75°c akan tetapi juga suhunya bisa turun selama hujan. Air panas ini mengandung kadar belerang yang lumayan tinggi. DI tempat ini kita juga bisa menemukan pondok gunung untuk beristirahat.

Puncak dan Kawah 2.958m
Ada tiga semi aktive kawah yang tergabung jadi satu grup yaitu: Lanang, Ratu dan Wadon. Gigir kawah begitu curam dan sedikit berbahaya. Didekat puncak kita temui jalan setapak menurun menuju ke lembah Surya Kencana. Kawah gunung gede sering mengeluarkan asap belerang yang menusuk hidung.

Alun-alun Suryakencana 2.750m.
Berada 11,8km/6jam jalan kaki dari gerbang Cibodas, 6,9km/3,5 jam dari gerbang Gunung Putri dan 9km/5jam dari gerbang Selabintana. Luas alun-alun sekitar 50 hektar, terletak diantara puncak Gede dan gunung Gemuruh dan merupakan tempat tumbuhnya bunga yang terkenal yaitu edelweiss jawa atau dikenal juga dengan eternal flower.

Air terjun Cibeureum Selabintana 900m
Berada 2,4km/45menit jalan kaki dari gerbang Selabintana. Tinggi air terjun 53m, membuatnya jadi air terjun yang tertinggi di Taman Nasional Gede-Pangrango.

Sawer Waterfall 1.200m
Berada 2km/20menit jalan kaki dari gerbang Situ Gunung, air terjun ini terbentuk dari aliran sungai besar dan merupakan air terjun yang mempunyai aliran air yang deras dan besar volumenya.

Camping Sites.
Ada dua tempat camping di Taman Nasional yaitu : Areal camping gunung putri dengan kapasitas 100 campers, dan Selabintana camping ground dengan kapasitas 150 campers.

Baca lebih lanjut »

Gunung Dempo

Gunung ini terletak di perbatasan propinsi Sumatera Selatan dan propinsi Bengkulu. Untuk mencapai desa terdekat, terlebih dahulu anda harus mencapai kota Pagar Alam, kurang lebih 7 jam perjalanan darat dari Palembang. Dari ibukota Sumatera Selatan ini tersedia banyak bus ke arah Pagar Alam, untuk mencapai Pagar Alam lebih mudah lewat Palembang. Kota Pagar Alam, memang sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota ini, disini banyak tersedia losmen atau motel. Budaya kota yang sudah berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang anda tidak peroleh di kota-kota besar. Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di daerah pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo yaitu Kampung Empat, yang dapat memakan waktu lebih dari 30 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau. Anda bisa menambah persediaan supply logistik pendakian di kota Pagar Alam tapi jarang ada warung di daerah rumah Pak Anton, sedangkan di Kampung Empat hanya ada satuwarung kecil dan itupun tidak lengkap. Gunung ini bisa didaki dalam dua hari satu malam akan tetapi akan cukup menguras tenaga sebaik mendaki gunung dengan bermalam dua malam digunung ini dan mendirikan tenda di Pos II dan di Pelataran, sehingga bisa lebih menikmati keindahan alam Gunung Dempo.

Akses Transportasi
Dari Palembang menuju Pagar Alam bisa ditempuh dengan memakai jasa transportasi Bus atau Travel. Saat ini dari Palembang menuju Pagar Alam satu-satunya perusahaan travel yang untuk trayek ini adalah Telaga Biru Travel yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman Palembang telepon: 0711-357576 dan untuk perwakilan di Pagar Alam telponnya 0730-621592. Jadwal keberangkatan travel ini adalah setiap jam delapan pagi dan jam 5 sore. Tarif per orangnya adalah Rp.70.000,- dan biasanya jika sampai di Pagar Alam malam hari maka akan dianter hingga rumah kuncen gunung ini yaitu Pak Anton asalkan diberitahukan terlebih dahulu. Kemudian dari Pagar Alam menuju Kampung Empat bisa mencarter mobil untuk mendapatkan mobil carteran bisa meminta bantuan Pak Anton. Ada alternatif lain untuk mencapai Kampung Empat yaitu dengan menumpang truk yang berangkat setiap harinya jam lima pagi, truk ini biasanya menjemput anak sekolah di Kampung Empat. Untuk transportasi balik dari Kampung Empat menuju Pagar Alam anda bisa janjian lagi dengan mobil yang anda carter dari Pagar Alam untuk menjemput anda di Kampung Empat, atau bisa menumpang truk yang mengatarkan anak-anak sekolah akan tetapi anda harus sudah sampai di kampung empat pada jam 3 sore, karena truk ini turun kembali ke Pagar Alam dari Kampung Empat pada jam empat atau lima sore. Untuk Akomodasi dirumah Pak Anton ada sebuah pondok pendaki yang biasa digunakan untuk menginap. Selain mobil travel juga bisa naik Bus Telaga Biru atau Dharma Karya dari Palembang menuju Pagar alam dengan Harga tiket Rp.30.000,- jika menaiki mobil yang berangkatnya pagi maka sampai di Pagar Alam sore harinya dan turun di terminal Pagar Alam kemudian dilanjutkan dengan naik angkot menuju rumah pak Anton dengan ongkos Rp.3.000,-

Jalur menuju ke puncak gunung inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking ria. gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Sebuah kali kecil yang jernih, mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang kita dapati di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening.

Rute Pendakian
Kampung Empat (kebon teh) 1691m dpl
S 4° 02’44.6” E 103°09’03.9”
Entry point menuju pintu rimba ada di kebun teh yang terletak sedikit berjarak dari Kampung Empat. Ada beberapa titik yang bisa dijadikan sebagi entri point seperti yang terlihat pada gambar ini kami merekomendasikan titk karena mudah dikenali dengan adanya sebuah pohon yang ada plang nama club pecinta alam. Dari sini naik menapaki jalan setapak kearah kiri lalu lurus keatas membelah kebun teh. Dari entry point ini menuju pintu rimba butuh waktu kurang lebih 20 menit.

Pintu Rimbo (Pintu Rimba) 1818m dpl
S 4°02’32.7” E 103°08’56.3”
Persis berada di ujung kebun teh sebagai penanda ada plang yang bertuliskan pintu rimba dari sini jalan setapak memasuki kawasan hutan, keadaan jalan setapak kecil dan sempit dikiri kanan banyak semak-semak dan terkadang terdapat semak berduri, kemudian jalan setapak menjadi agak lebar dan dipenuhi oleh akar-akar pohon saat semakin memasuki hutan. Jalan setapaknya jelas sekali. Jarak tempuh dari pinta Rimba menuju Pos I kurang lebih dua setengah hingga tiga jam.

Pos I. 2165m dpl
S 4°02’08.0” E 103°08’33.9”
Pos satu ini cukup luas mampu menampung lima sampai enam tenda akan tetapi di sini tidak ada sumber air. Biasa pos ini hanya dipakai untuk istirahat sejenak. Jalur setapak dari pos ini menuju Pos II cukup jauh sekitar tiga hingga tiga setengah jam, dengan kondisi jalan setapak yang cukup curam, curam disini maksudnya adalah jalan setapak yang undakan tanjakannya cukup tinggi terkadang melebihi tinggi orang dewasa dan banyak sekali akar-akar pohon yang melintang sehingga terkadang harus memanjat untuk bisa melewatinya. Dengan keadaan jalur seperti ini sehingga menambah lama waktu tempuh hingga ke pos II. Dan dipertengahan antara jalur Pos I ke Pos II terdapat tanjakan yang tajam yang disebut dengan Tanjakan Dinding Lemari, harus berhati-hati sat melewati tanjakan dinding lemari ini selain licin juga sebelah kanan jalan curam dan cukup tinggi sekitar empat meter. Jalan setapaknya mudah dikenali dan lebar sedangkan hutannya cuup rapat.

Pos II. 2632m dpl
S 4°01’43.7” E 103°08’10.3”
Pos dua ini terletak pada ketinggian 2632m dpl dan cukup lebar, ada beberapa lokasi untuk mendirikan tenda, di lokasi ini terdapat sumber air berjarak seratus meter dan terletak disisi kiri bawah dari lokasi pos ini. Airnya cukup besar berupa air ternjun kecil. Pos II ini bisa dijadikan lokasi camp. Dari pos dua ini jalur pendakian semakin curam dan tak lama kemudian kita akan memasuki daerah cadas, tumbuhan di daerah cadas ini sudah mulai pendek-pendek dengan ciri vegetasi puncak. Dari lokasi cadas kita bisa mengedarkan pandangan kebawah dan akan terlihat hamparan bukit barsan serta perkebunan teh milik PTPN III. Jalur semakin curam dan akhir dari tanjakan ini adalah puncak II dempo yang dikenal juga dengan Puncak Dempo 3064m dpl. Waktu tempuh dari Pos II hingga kepuncak Dempo kurang lebih satu hingga satu setengah jam.

Puncak Dempo. 3064m dpl
S 4°01’23.1” E 103°07’53.1”
Puncak Dempo ini bukanlan puncak utama dempo, sedangkan puncak utama Dempo bernama Puncak Marapi. Dipuncak Dempo ini tertutup oleh pohon-pohon, namun dari puncak ini kita sudah bisa melihat puncak Marapi dan alun-alun Dempo yang dikenal oleh pendaki setempat dengan sebutan “Pelataran”. Puncak Dempo tidak begitu luas, sekitar lima kali lima meter dan dipenuhi oleh pohon-pohon.

Pelataran. 2998m dpl
S 4°01’19.7” E 103°07’46.1”
Dari puncak Dempo kemudian jalan setapaknya turun kearah Pelataran hanya butuh 15 menit untuk turun sampai ke Pelataran, di lokasi yang luas ini sumber air bersih banyak tersedia. Banyak pendaki yang menjadikan lokasi ini untuk mendirikan tenda sebelum mendaki kepuncak utama. Jalur pendakian dari pelataran menuju puncak tidak begitu jauh dengan medan terbuka dan berbatu-batu. Sekitar tiga puluh menit mendaki tanjakan tersebut kita akan sampai di bibir kawah. Dari bibir kawah puncak berada disebelah kanan berjarak sekitar lima menit jalan kaki.

Puncak Marapi. 3088m dpl
S 4°00’55.4” E 103°07’40.3”
Puncak Marapi ini tidak ada tiang trianggulasi sepertinya sudah roboh, hanya ada bekas-bekasnya saja, terdapat sebuah stasiun relay kecil pengirim data milik Badan Vulkanologi. Dari puncak ini kita bisa memandah lepas kearah kawah gunung Dempo yang berisi air berwarna putih kehijauan. Ada kalanya warna air kawah ini berubah jadi putih pekat atau hijau pekat. Dibagian yang berlawanan tampak hamparan bukit barisan dan dan kota Pagar Alam. Indah sekali pemandangan dari puncak tertinggi bumi Sriwijaya ini.

Perijinan
Perijinan tidaklah terlalu berbelit-belit, di rumah Pak Anton kita bisa mengisi buku tamu dengan menuliskan jumlah anggota, dan lama pendakian. Setelah itu kita juga harus melapor ke kantor vulkanologi yang letaknya tidak jauh dari rumah pak Anton. Dikantor ini kita juga bisa mendapat info tekini mengenai keadan gunung Dempo.

Tempat Menarik
Tempat menarik di gunung ini memang tidak banyak hanya pelataran dan jika musim edelweiss di pelataran ini bisa ditemukan bunga abadi tersebut. Selain itu kebun teh yang terdapat di kaki gunung ini juga mempunyai pemandangan yang menarik dan menyejukan mata. Sedangkan kawah gunung Dempo berupa genangan air yang berwarna terkadang putih pekat atau terkadang hijau pekat dan bahkan terkadang putih kehijauan.
Baca lebih lanjut »

Gunung Ganda Dewata

Gunung yang terletak dibawah pengawasan administratif tiga kabupaten ini yaitu, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Kalumpang di propinsi Sulawesi Selatan. Puncak gunung ini juga merupakan puncak tertinggi dari jejeran pegunungan yang terbesar di pulau Sulawesi yaitu pegunungan Quarles. Butuh waktu 8 hingga 12 hari untuk mencapai puncak gunung ini, yang dikarenakan lokasinya yang cukup remote dan susahnya akses transportasi. Hal ini menyebabkan gunung ini jarang sekali didaki. Namun keindahan pemandangan dari puncak gunung ini tidak kalah dengan gunung lainnya. Kondisi hutan yang masih asli, fauna asli pulau Sulawesi banyak terdapat di gunung ini seperti Anoa dan burung Rangkong. Di gunung ini juga banyak dijumpai sungai-sungai yang berair jernih.

Akses Transportasi
Gunung ini bisa dicapai dari Mamasa, untuk mencapainya sbb:
Makasar (terminal luar kota) - Mamasa......Menumpang bus 3/4 +/- Rp.50.000/orang
Mamasa - Rante Pongko (desa terakhir) ....Menumpang Ojeg +/- 15.000/orang

Alternatif lainnya untuk menuju Mamasa:
Makasar - Panikang
Panaikang - Polewali
Polewali - Mamasa

Rute Pendakian
Ada 10 pos atau lokasi camp yang bisa digunakan selama pendakian di gunung ini. Lokasi-lokasi tersebut hanya berupa tanah datar. Perjalanan pendakian dari Pos I hingga Pos V melewati hutan yang masih asli serta keadaan jalan setapak yang naik turun punggungan bukit. Tidak jarang pendaki akan menemukan berbagai macam satwa hutan. Dari Pos I hingga Pos V paling tidak butuh 4 - 5 hari perjalanan (tergantung kecepatan ritme pendakian anda).

Dan di pos VI barulah kita bisa memandang puncak Gunung Ganda Dewata, akan tetapi dari Pos VI hingga puncak buth 2 hari perjalanan lagi. Pada Pos VII terdapat sumber air berupa sungai yang cukup besar dan berair jernih.

Perjalanan kembali menanjak cukup curam dan licin untuk mencapai Pos VIII dan hingga Pos IX. Pos XI cocok untuk bermalam sebelum summit attack ke esokan harinya.

Dari Pos IX menuju puncak jalur pendakiannya melewati jalur yang banyak ditumbuhi oleh lumut hingga semata kaki, banyak pohon tumbang karena daerah ini cukup terbuka dan berangin kencang. Ada beberapa dinding tebing yang longsor. Butuh waktu tempuh sekitar 4 jam dari Pos IX hingga puncak. Dipuncak Gunung ini terdapat tiang trianggulasi. Dari puncak gunung ini bisa dinikmati pemadangan indah jejeran pegunungan Sulawesi seperti pegunungan Latimojong dan gunung Kambuno. GUnung Ganda Dewata ini memang butuh persiapan yang cukup matang untuk mendakinya, namun suguhan pemandangan alam yang anda dapat setimpal dengan usaha yang telah dilakukan.

Perijinan
Untuk perijinan tidak begitu spesifik, para pendaki hendaknya saat sampai di Mamasa mampir untuk memintah ijin kepada orang atau tokoh adat yang dituakan disana yaitu Pak Daun. Ada baiknya juga membawa surat jalan dari organisasi/club atau RT/RW dan surat jalan dari kepolisian sebagai backup jika diperlukan nantinya.


Baca lebih lanjut »

Gunung Ciremai

Gunung ini berada pada posisi geografis 6°53 1/2' LS dan 108°24' BT. Diantara tiga kabupaten, Cirebon, Majalengka dan Kuningan. Tertinggi di Jawa Barat yaitu 3078m. Dipuncak gunung ini terdapat beberapa kawah, diantaranya Kawah Barat, Kawah Timut, dan Goa Walet. Air agak susah ditemukan di gunung ini, terlebih lagi jika pendakian dimulai dari Linggarjati. Sebaik anda membawa perbekalan air yang cukup untuk perjalanan anda. Dari Jakarta gunung ini bisa dicapai dengan menggunakan bus kearah Kuningan atau Cirebon. Dan dari Cirebon kita mempunyai beberapa rute pendakian. Digunung ini banyak sekali kita jumpai monyet yang kadang-kadang melopat dari dahan kedahan mengikuti para pendaki. Dimusim hujan suhu dipuncak gunung Cereme bisa mencapai 2°c.



Rute Pendakian
AKSES TRANSPORTASI
Rute Apuy
Dari Jakarta naik bus menuju Kuningan (Rp. 20.000) lalu turun di pertigaan Palimanan. Dari pertigaan Palimanan naik mobil minibus (ELF/L300) jurusan Kadipaten dan turun di terminal Kadipaten (Rp.5.000), kemudian disambung lagi dengan menumpang minibus (ELF/L300) jurusan Talaga dan turun di terminal Maja (Rp.5.000). Terakhir angkutan disambung dengan memakai kendaraan pick-up menuju Apuy dengan tarif Rp.2.500.

Alternatif lain menuju Maja
Dari perapatan Palimanan naik minibus (ELF/L300) menuju Rajagaluh dan turun di terminal Rajagaluh Rp.3.000. Dari terminal Rajagaluh dilanjutkan naik colt menuju Majalengka dan turun di Cikasong, (Rp.2.000) dan disambung dengan menyetop minibus L300 yang dari Kadipaten menuju Maja (Rp.2.000)
Bisa juga dari pertigaan Palimanan menuju Maja mencarter minibus (ELF/L300) harga tergantung tawar menawar, biasanya Rp.110.000 per satu mobil.

Rute Palutungan
Dari Jakarta naik bus menuju Cirebon atau bias juga naik kereta api, kemudian dilanjutkan dengan naik angkot menuju Cigugur. Kemudian naik Ojek ke Palutungan.

Rute Linggajati
Dari Jakarta naik bus menuju Kuningan dan turun di Pertigaan Cilimus. Kemudian dilanjutkan dengan naik angkot atau naik ojek menuju Desa Linggajati, yang hanya berjarak 4 -5 km.

JALUR PENDAKIAN DARI JALUR APUY:
Rute Apuy adalah rute yang terpendek dibanding dengan dua rute lainnya yang umum dipakai. Akan tetapi untuk pencapaian ke Desa Apuy masih terbentur masalah kendaraan yang masih menggunakan mobil pick-up sayur. Berikut ulasan mengenai jalur Apuy:

Desa Apuy
Desa ini terletak pada ketinggian 1204m dpl dan berada pada Kecamatan Argapura, desa kecil ini merupakan desa terakhir untuk pendakian Gn. Ciremai melalui rute ini. Didesa ini juga terdapat sebuah objek wisata alam berupa sebuah air terjun bertingkat dua. Air terjun ini bernama Curug Muara Jaya. Para pendaki biasanya menginap di rumah Pak Kuwu atau Pak Kepala Desa. Desa ini berada pada koordinat 06° 54’ 38.9” LS dan 108° 21’ 20.0” BT.


Desa Apuy – Pos I ( Blok Arban)
Dari Apuy ke Pos I atau yang disebut juga dengan Blok Arban ini berjarak sekitar 2 jam berjalan kaki, dengan melewati perkebunan penduduk dan banyak sekali jalan bercabang. Alternatif menuju Pos I adalah dengan mencarter mobil Pick-up L300. Di pos ini merupakan tempat untuk mendapatkan air yang terakhir. Pos ini berada pada ketinggian 1.614m dpl dan pada posisi 06° 54’ 50.3” LS dan 108° 22’ 43.4” BT.


Pos I – Pos II (Simpang Lima)
Pos I ke Pos II atau Pos Simpang Lima ini berjarak sekitar 1 jam jalan kaki. Pos ini berada pada ketinggian 1.915m dpl dan pada koordinat 06° 54’ 47.1” LS dan 108° 23’ 10.0” BT. Pos ini tidak begitu luas bisa menampung sekitar 2-3 tenda. Dan dilokasi ini ada tenda terpal yang ditinggalkan pemiliknya, kondisinya masih bagus hanya tidak dipasang sebagaimana mestinya.


Pos II – Pos III (Tegal Wasawa)
Dari Pos II ke Pos III yang dikenal juga dengan Pos Tegal Wasawa, bias ditempuh dengan waktu lebih kurang satu jam. Pos III berada pada ketinggian 2.400m dpl dan pada posisi 06° 54’ 44.1” LS dan 108° 23’ 36.1” BT. Pos ini cukup sempit dan hanya bisa menampung 2 tenda dalam posisi yang cukup rapat.


Pos III – Pos IV (Tegal Jamuju)
Dari Pos III ke Pos IV atau Tegal Jamuju ini berjarak sekitar 50 menit. Pos IV berada pada ketinggian 2.600m dpl dan pada posisi 06° 54’ 33.4” LS dan 108° 23’ 46.9” BT. Pos IV ini cukup luas dan bisa menampung 5-6 tenda.

Pos IV – Pos V (Sanghiang Rangkah)
Pos V atau Sanghiang Rangkah ini berjarak lebih kurang 1.5 jam perjalanan dari Pos IV. Pos Sanghiang Rangkah ini adalah pos yang terluas, disini juga terdapat pertigaan jalur ke Palutungan. Dari Pos V ini keadaan medan sudah terbuka. Pos ini berada pada ketinggian 2.800m dpl dan pada posisi 06° 54’ 17.9” LS dan 108° 23’ 58.7” BT. Pertigaan ke Palutungan juga bisa kita temui setelah kira-kira 30 menit pendakian dari Pos V atau pada posisi 06° 53’ 59.2” LS dan 108° 24’ 08.1” BT.


Pos V – Pos VI (Goa Walet)
Pos VI berada persis diatas Goa Walet dan kita bisa mendapatkan air di Goa Walet yang berasal dari rembesan air dari atap goa. Akan tetapi perlu diingat dimusim kemarau kadang kala airnya kering. Pos VI berada pada ketinggian 2.950m dpl dan pada posisi 06° 53’ 53.1” LS dan 108° 24’ 11.6” BT. Pos ini medannya terbuka serta cukup luas dan bisa menampung 3-4 tenda. Selain di Pos ini kita juga bisa mendirikan tenda di areal Goa Walet dan lebih terlindung dari angin.


Pos VI – Daerah Puncak.
Dari Pos VI ke daerah puncak tidak begitu jauh, kira-kira memakan waktu 30-50 menit. Tanjakan cukup curam. Sampai didaerah puncak bisa mengitari kawah dengan waktu tempuh sekita 2.5 jam. Didaerah puncak ini kita bisa menemukan tiga titik trianggulasi. Jika kita memulai kearah kiri maka titik pertama yang kita temui adalah tiang 2.866m dpl pada posisi 06° 53’ 46.6” LS dan 108° 24’ 15.3” BT yang merupakan titik tertinggi ketiga, kemudian tiang trianggulasi yang sudah rubuh ini adalah titik tertinggi yaitu 3.073m dpl yang dikenal dengan nama Sunan Cirebon terletak pada posisi 06° 53’ 35.0” LS dan 108° 24’ 24.9” BT berikutnya titik ketinggian kedua tertinggi yang dikenal juga dengan nama Sunan Mataram dengan ketinggian 3.056m dpl serta posisi 06° 53’ 40.9” LS dan 108° 24’ 42.3” BT. Tiang Sunan Mataram ini berada persis dekat jalur turun ke Linggar Jati.


JALUR PENDAKIAN LINGGAJATI
Jalur Linggajati ini sangat terjal dan kondisinya hampir bisa dibilang hancur, jika hendak melewati jalur ini, kondisi fisik dan mental harus prima, karena medan Linggajati ini sangat tidak dianjurkan untuk pemula, maupun untuk yang jarang naik gunung. Menurut penduduk setempat jumlah pos jalur ini sampai puncak adalah 28 Pos, karena pos-pos kecil atau daerah kecil yang datar juga dihitung sebagai pos. Highcamp hanya membahas pos-pos yang besar dan umum. Berikut uraian singkat mengenai jalur Linggajati.


Desa Linggajati
Desa ini berada pada ketinggian 700m dpl berada dalam ruang lingkup Kecamatan Cilimus. Titik awal pendakian berada pada akhir jalan aspal dari Desa Linggajati didekat sebuah Villa yang benama Gajah Barong. Pada posisi 06° 52’ 54.1” LS dan 108° 27’ 48.8” BT.


Linggajati – Pos I Cibunar
Linggajati – Pos I atau Cibunar ini jalan setapaknya lebar berbatu dan bisa ditempuh olah mobil bergardan ganda atau motor. Disepanjang jalur hingga pos Cibunar banyak terdapat warung, yang beroperasi pada musim pendakian tapi ada juga yang beroperasi setiap harinya. Pos Cibunar berada pada ketinggian 863m dpl dan pada posisi 06° 53’ 01.19” LS dan 108° 27’ 25.0” BT.


Pos I – Pos II Condang Amis
Pos II atau Condang Amis terdapat sebuah pondok warung yang hanya beroperasi pada musim pendakian tahun baru. Pos ini sangat luas berada pada ketinggian 1.212m dpl dan pada posisi 06° 53’ 11.5” LS dan 108° 26’ 40.5” BT. Keadaan jalan setapak dari Pos Cibunar hingga Pos Condang Amis bertanah licin dengan kemiringan 30 – 50 derajat, hutannya rapat.


Pos II – Pos III Kuburan Kuda
Pos Kuburan kuda atau Pos III ini terletak pada ketinggian 0.000m dpl dan pada posisi 06° 52’ 58.7” LS dan 108° 26’ 21.1” BT. Pos III ini cukup luas bisa menampung 3-4 tenda.

Pos II – Pos IV Pangalap
Pos IV atau disebut juga dengan Pos Pangalap terletak pada ketinggian 1.673m dpl dan pada posisi 06° 53’ 00.9” LS dan 108° 26’ 07.1” BT. Pos ini luas bisa menampung 8-10 tenda.

Pos IV – Pos V Tanjakan Seruni
Pos V atau Pos Tanjakan Seruni ini berada pada ketinggian 1.812m dpl dan pada koordinat 06° 53’ 07.5” LS dan 108° 25’ 53.4” BT. Pos ini juga cukup luas untuk mendirikan tenda.

Pos V – Pos VI Bapa Tere
Pas VI atau Pos Bapa Tere ini berada pada ketinggian 2.146m dpl dan pada koordinat 06° 53’ 21.4” LS dan 108° 25’ 39.4” BT. Pos ini cukup luas akan tetapi Banyak permukaan tersebut yang sedikit miring.

Pos VI – Pos VII Batu Lingga
Pos ini terkenal dengan sebutan tempat keramat, pada pos ini terdapat sebuah batu besar, akan tetapi sekarang sudah tidak ada. Menurut penduduk setempat batu tersebut hilang secara misterius. Pos Batu lingga ini cukup lebar dan berada pada ketinggian 2.365m dpl dan pada koordinat 06° 53’ 24.6” LS dan 108° 25’ 29.9” BT


Pos VII – Pos VIII Sangga Buana 1
Pos Sangga Buana 1 ini cukup luas, bisa menampung 3-4 tenda dan berada pada ketinggian 2.491m dan pada koordinat 06° 53’ 26.5” LS dan 108° 25’ 16.5” BT.


Pos VIII – Pos IX Sangga Buana 2
Pos IX atau Pos Sangga Buana 2 ini tidak begitu besar dan terletak pada ketinggian 2.648m dpl dan pada posisi 06° 53’ 31.2” LS dan 108° 25’ 05.7” BT.


Pos IX – Pos X Pangasinan.
Pos Pangasinan ini adalah merupakan pos yang terakhir menuju daerah puncak. Pos ini berada pada ketinggian 2.842m dpl koordinat 06° 53’ 34.7” LS dan 108° 24’ 55.5” BT. Pos ini cukup lebar dan posisinya terbuka. Permukaannya sedikit miring.


JALUR PENDAKIAN PALUTUNGAN:
Jalur Palutungan adalah jalur yang terpanjang, dan tidak begitu curam karena kondisi konturnya yang landai. Jalur ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai jalur turun. Berikut ulasan singkat mengenai jalur Palutungan:

Desa Palutungan
Desa Palutungan ini terletak pada ketinggian 1.100m dpl. Desa ini adalah awal pendakian untuk jaluir Palutungan

Palutungan – Pos I (Pos Cigowong)
Pos satu atau Pos Cigowong ini berada pada ketinggian 1.450m dpl, dan terdiri dari dua pelataran dan masing-masing pelataran terdapat bekas bangunan pos yang tinggal rangka. Disini terdapat sebuah sungai kecil dan dari sini menuju puncak berjarak sekitar 5.6 km.

Pos I – Pos II (Pos Kuta)
Pos Kuta berada pada ketinggian 1.575m dpl, cukup luas untuk mendirikan dua tenda.

Pos II – Pos III (Pos Pangguyangan Badak)
Pos III atau Pos Pangguyangan Badak ini berjarak 4.5 km. Dan berada pada ketinggian 1.800m dpl.

Pos V – Pos VI ( Pos Pasanggrahan)
Pos Pasangrahan ini cukup luas bisa menampung 3 – 4 tenda. Berada pada ketinggian 2.450m dpl serta jarak kepuncak dari pos ini sekitar 1.6 km.

Pos VI – Pos VII (Pos Sanghiang Ropoh)
Pos Sanghiang Ropoh atau Pos VII untuk jalur Palutungan ini berada pada ketinggian 2.650m dpl dan berjarak lebih kurang 1.1 km. Pos ini merupakan pos terakhir pada jalur Palutungan setelah itu jalur Palutungan akan bergabung dengan jalur dari Apuy pada tanjakan batu-batu. Selanjutnya akan bertemu dengan Goa Walet.

Perijinan
Pengurusan perijinan untuk rute Apuy tidak begitu berbelit-belit. pengurusan bisa dilakukan dikantor kepala desa yang merupakan kantor PHPA juga atau jika bermalam dirumah bapak Kepala Desa kita bisa langsung mendaftar dirumah kepala desa. Biaya retribusi per orang adalah Rp.4.500,- sudah termasuk asuransi, dengan menuliskan jumlah anggota, alamat dan rencana pendakian pada buku tamu. Dan jika anda membawa radio komunikasi jangan lupa untuk meminta frekweksi yang mereka pakai.

Untuk perijinan rute Linggajati bisa dilakukan di Pos PPGC Linggajati. Dahulu sebelum adanya pos PPGC, para pendaki mendaftar dirumah penduduk yang merupakan juru kunci gunung ini yaitu Almarhum Pak Ahmad. Pada Pos PPGC ini para pendaki harus mendaftarkan nama dan alamatnya serta membayar asuransi perlindungan wana artha. Biaya pendaftaran Rp.3000 (update unknown) sudah termasuk asuransi. Gunung Cereme adalah gunung yang terberat untuk wilayah Jawa Barat, jadi pendaki dituntut untuk mempunyai kondisi fisik yang baik serta jangan lupa untuk membawa persedian air yang cukup. karena anda tidak akan menemukan air disepanjang jalur linggarjati ini.

Untuk perijinan rute Palutungan dilakukan didesa palutungan tepatnya di pos PPGC Perhutani yang berada diseberang jalan tempat awal pendakian. Tatacara dan biaya sama dengan rute Apuy.

Tempat Menarik
Air Terjun Curug Muara Jaya
Air terjun ini terletak persis didesa Apuy. Dan sudah dikelola dengan baik desa Apuy. Air terjun ini bertingkat dua, tingkat pertamanya setinggi 50m dan tingkat keduanya setinggi 10m. Lokasinya terletak didasar sebuah lembah hasil dari aliran sungai Muara Jaya yang berair bening dan sejuk. Selain sarana pendukung yang sudah tersedia lengkap. Dilokasi ini juga terdapat sebuah camping ground. Air terjun ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan pada saat libur ataupun akhir pekan.
Jika melewati jalur Linggajati, ada banyak tempat menarik yang biusa dikunjungi, diantaranya wisata sejarah berupa bangunan bersejarah tempat berlangsungnya perjanjian Linggajati antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda. Selain itu juga terdapat kolam pemandian air panas. Untuk akomodasi didesa Apuy tidak ada penginapan, biasanya para pendaki menginap di rumah kepala desa. Sedang di rute Linggajati, terdapat sebuah villa penginapan persis di dekat perbatasan jalan aspal dan jalan menuju Cibunar. Villa ini bernama Villa Gajah Baron.



Baca lebih lanjut »

Gunung Binaiya

Gunung Binaiya yang merupakan puncak tertinggi di kepualan Ambon ini berada tepatnya di pulau Seram. Berdiri dengan ketinggian 3027m dpl dan berada pada posisi geografis 3° 10' LS dan 129° 28' BT. Selain itu gunung ini juga mempunyai dua puncak lainnya yang mempunyai ketiggian 3019m dpl dan 3011m dpl. Gunung yang jarang dijamah pendaki gunung ini mempunyai tantangan tersendiri yaitu dikarenakan kita akan dihadapkan pada titik awal pendakian mulai dari 0 m dpl. Gunung ini berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Manusela yang mempunyai luas 189.000 ha. Curah hujan cukup tinggi di taman nasional ini, rata-rata 2000 mm per tahunnya, dan musim penghujan terjadi pada bulan November hingga April dan musim kemarau pada bulan Mei hingga Oktober. Puncak Gunung Binaiya bisa dicapai dari dua sisi yaitu sisi utara dan sisi selatan.


AKSES TRANSPORTASI
Dari Ambon sebelum langsung mendaki terlebih dahulu harus pengurus perijinan pendakian di Masohi. Untuk mencapai Masohi dapat dilakukan dengan dua cara:

Dengan menggunakan kapal cepat (lebih kurang memakan waktu 3 jam):
Dari Ambon naik angkot kota dengan jurusan Tulehu Rp.5.000,- / orang
Di Tulehu dilanjutkan dengan kapal cepat dengan jurusan Amahai. Rp.58.00,- /orang
Dari Amahai diteruskan dengan menumpang angkot jurusan Masohi. Rp.5.000,-/orang
dan kemudian turun di terminal Binaya, kemudian transportasi digantikan dengan Ojek motor hinga ke kantor Balai Taman Nasional.

Dengan menggunakan angkutan bus:
Dari terminal Ambon kemudian naik bus dengan jurusan Masohi ongkosnya Rp.55.000,- / orang. Bus ini berangkat jam 05.00 WIT agar bisa pas dengan keberangkatan ferry yang pertama dari pelabuhan Ferry Liang. Bus ini akan berakhir di terminal Binaya, selanjutnya sama dengan alternatif pertama perjalanan dilanjutkan dengan Ojek Motor hingga ke balai taman nasional.

Selanjutnya rute transportasi tergantung pada sisi jalur pendakian mana yang akan dipilih, jika pendakian akan dilakukan dari sisi Utara maka jalur transportasi sbb:
Dari terminal Binaya - Masohi naik angkot dengan tujuan Tehoru dengan ongkos sewa Rp.25.000,-/ orang Dan kemudian dari Tehoru naik longboat/katinting (charter Rp.60.000,-) menuju Sounulu. Sounulu ini masih berada di pulau Seram bagian Selatan.

Jika akan mendaki dari sisi Selatan maka transportasinya sbb:
Dari Terminal Binaya - Masohi naik angkot dengan tujuan Tehoru, ongkos sewanya Rp.25.000,-/orang. Dan kemudian dari Tehoru naik longboat/katinting (charter Rp.50.000,- kalau hitung perkepala Rp.10.000,-/orang) menuju Moso.

RUTE TREKKING KE DESA KANIKE
Rute Sisi Utara
Sounulu - Desa Mangga Dua
Perjalan trekking menuju desa Mangga Dua ini membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 4 jam.

Desa Mangga Dua - Desa Yahe
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Desa Yahe dan membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 4 jam

Desa Yahe - Desa Piliana
Untuk mencapai Desa Piliana hanya butuh waktu perjalanan selama 1,5 jam dari Desa Yahe.

Desa Piliana - Camp 1 (1280m dpl)
Dari desa Piliana perjalanan akan mendaki terus hingga ketinggian 1280m dpl yang membutuhkan waktu sekitar 6 jam perjalanan. Sebaiknya mendirikan camp 1 disini dan baru keesokan harinya melanjutkan perjalanan.

Camp 1 - Air Merah
Dari lokasi Camp 1 menuju Air Merah butuh waktu tempuh sekitar 6 jam

Air Merah - Camp 2
Perjalanan dari Air Merah menuju Camp 2 butuh waktu dua setengah jam.

Camp 2 - Puncak Ina Putih (2280 m dpl)
Dari camp 2 perjalanan dilanjutkan ke Puncak Ina Putih yang berada pada ketinggian 2280 m dpl. dan membutuhkan waktu tempuh 2 jam

Puncak Ina Putih - Desa Maraina
Dari puncak Ina Putih ini kemudian turun menuju Desa Maraina yang membutuhkan waktu tempuh 6 jam. Di Desa Maraina ini adalah merupakan titik pertemuan dengan jalur dari sisi selatan.

Rute Sisi Selatan
Desa Moso - Liang Amarawele
Perjalanan dari Desa Moso hingga ke Liang Amarawele ini memakan waktu kurang lebih 8 - 10 jam, melewati medan berupa hutan lebat, beberapa kali tanjakan, sungai kecil dan jalan setapak yang berada dipinggir jurang. Sebelum sampai di Liang Amarawele kita juga akan melewati sebuah dusun yang bernama Dusun Sinahari.

Liang Amarawele - Way Kapakasitamu
dari Liang Amarawele menuju Way Kapasitamu memakan waktu kurang lebih 8-10 jam dan melewati medan hutan tertutup, beberapa tanjakan dan jalur kali kecil. Diantara jalur ini kita jugaakan melewati Liang Silahata dan Liang Malasihata.

Way Kapakasitamu - Puncak Nasalala
Dari Way Kapakasitamu perjalanan menanjak menuju Puncak Nasalala dan memakan waktu kurang lebih 5-6 jam. Selain itu sebelum puncak Nasalala sebelumnya juga akan terlewati puncak Puncak Huale.

Puncak Nasalala - Desa Manusela
Dari puncak Nasalala perjalanan kemudian turun menuju desa manusela, melewati hutan bambu dan beberapa jalur air. Butuh waktu tempuh untuk sampai di desa Manusela kurang lebih 9 -10 jam.

Desa Manusela - Dusun Maraina
Perjalanan dari Desa manusela menuju dusun maraina membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Seperti yang diterangkan diatas di Dusun Maraina ini merupakan titik temu antara jalur dari sisi utara dan selatan.

Dusun Maraina - Dusun Selumena
Butuh waktu sekitar 5-6 jam untuk sampai di dusun Selumena, melewati Wai Isal dan hutan bambu. Jalan setapak sedikit relatif datar.

Dusun Selumena - Desa Kanike
Perjalanan dilajutkan dengan menyusuri sungai Wai Isal dan kemudian masuk kehutan. Waktu tempuh hingga sampai di Desa kanike adalah kurang lebih 5-6 jam.

RUTE PENDAKIAN
Desa Kanike - Way Huhu
Perjalanan pendakian dari Desa kanike hingga ke Way Huhu membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 8-9 jam, dan melewati beberapa sungai diantaranya Way Wasamata dan Way Ansela. Keadaaan medan pendakian berupa hutan yang cukup lebat dan tertutup, jalan setapaknya menanjak.

Way Huhu - Way Puku
dari Way Huhu hingga ke Way Puku membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 5 jam dan melewati daerah batas vegetasi hutan tertutup tadi mulai terbuka dan kiri kanan jalan terdapat jurang.

Way Puku - Puncak Binaiya 3027 m dpl
Dari Way Puku hingga ke puncak Binaiya 3027m dpl, hanya butuh waktu kurang lebih 10 menit. Dan dari puncak Binaiya 3027m dpl jika cuaca nya tidak berkabut akan terlihat jelas gari pantai utara dan selatan dari pulau Seram ini.

Way Puku - Puncak Binaiya 3019m dpl
Dari Way Puku menuju Puncak Binaiya 3019m dpl kita sebelumnya harus turun sedikit kelembah dan baru kemudian mendaki lagi kepuncak tersebut dan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam. Hati-hati didaerah ini karena jika berkabut jarak pandang sangat pendek sekali.


Baca lebih lanjut »

Gunung Bawakaraeng

Gunung yg bisa di bilang Gunung Andalan para pendaki Makassar, jaraknya hanya 75 km dari Kota Makassar dan menjadi gunung favorites bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya.

Gunung ini bisa dicapai dari kabupaten Gowa, yg berbatasan dengan Kota Makassar, bisa juga ditempuh melalui Kabupaten Sinjai, hanya saja jalur lewat Kabupaten Sinjai jarang digunakan.

Rute yg paling sering digunakan adalah melalui Kabupaten Gowa, Kalau pendaki berasal dari Sulawesi - selatan atau dari Luar pulau sulawesi, naik angkutan Kota menuju ke Terminal Gowa, atau bisa juga Turun di perempatan Sunggu Minasa, Jalan arah ke Malino.




AKSES KASANA
MAKASSAR - SUNGGUMINASA - LEMBANNA

Dari Pusat kota makassar naik angkot (pete-pete) ke terminal sungguminasa (Term. Lama) dengan tarif perorang Rp. 3.000, Dari terminal sungguminasa menggunakan mobil yang berwarna merah yang jurusan ke malino sampai di desa lembanna (Kampung Beru), Dari sini, Naik Angkutan Pedesaan jurusan Malino, waktu tempuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan.

Biasanya Sopir angkutan sudah hafal, kalau ada pendaki yg akan mendaki Bawakaraeng, Sopir Angkutan akan mengantar sampai ke Desa lembanna. Desa terakhir di kaki gunung Bawakaraeng. Tarif per Orang Rp. 30.000.

Biasanya banyak pendaki bermalam terlebih dahulu di Desa lembanna, yg punya ketinggian 1400 Mdpl, baru keesokan paginya pendakian dimulai. Atau bisa juga melakukan pendakian pada Malam hari.



Tahapan rute Pendakian.


Pendakian dimulai dari Desa Lembanna, medannya berupa perkebunan penduduk lalu mulai masuk pintu Hutan Pinus dan untuk mencapai Pos 1 dibutuhkan waktu 1-2 jam perjalanan.

Dari Pos 1 yg ketinggian mencapai 1650 mdpl, pendakian terus landai hingga mencapai Pos 2, diperlukan waktu tak lebih dari 1 jam perjalanan, disini tersedia mata air yg mengalir.

Perjalanan belum terlalu mendaki, masih landai dan mulai masuk vegetasi hutan khas sulawesi, waktu tempuh tak berbeda dengan dari Pos 1 ke Pos 2, di pos 3 juga tersedia mata air dan bisa mendirikan Tenda.

Pos 4 di tempuh dalam waktu lebih dari 1 Jam perjalanan dan perjalanan di lanjut hingga Pos 5, di pos 5 terdapat mata air, hanya saja lumayan jauh. Biasanya I Pos 5 digunakan untuk bermalam.

Dari Pos 5, perjalanan mulai mendaki dan sepanjang perjalanan akan melewati Pohon-pohon yg tumbang karena dari Pos 5 - 6, hutannya habis terbakar, kalau mendaki malam hari sebaiknya berhati-hati, karena disini biasanya pendaki sering tersasar, karena jalur tak begitu terlihat.

Ketika tiba di Pos 6, perjalanan masih melalu hutan yg lumayan lebat, perjalanan terus melandai dan mulai mendaki dan hutan mulai menghilang berganti vegetasi hutan yg berbeda dan setelah 2 jam perjalanan, akan tiba di Pos 7, yg punya ketinggian 2710 mdpl. Di Pos 7 pemandangan sangat indah dan lumayan terbuka. Dipos 7 inilah yg sering terjadi badai.

Dari Pos 7 menuju Pos 8, jalur mulai naik turun, di sepanjang jalur ini terdapat 2 kuburan dan ada pula In-memoriam pendaki yg tewas, setelah melewati 2 bukit yg punya ketinggian rata-rata 2700 mdpl, jalur akan menurun dan Tiba di Pos 8, disini tersedia mata air, dan biasanya pendaki bermalam disini baru keesokan paginya menuju puncak Bawakaraeng. Pemandangan rumput savana dan puncak bawakaraeng terlihat dari pos 8 ini, suhu pada malam hari antara 8-10 derajat.

Setelah melewati padang savana dan ada kebun edelweis maka akan Pos 9 di tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan, di pos 9 juga bisa digunakan untuk mendirikan tenda.

Pos 10 adalah Puncak Bawakaraeng. Untuk mencapai puncak bawakaraeng, tidak lah terlalu sulit, walaupun sedikit mendaki. Setelah menempuh kurang lebih ½ jam perjalanan, maka akan tiba di Puncak Bawakaraeng. Sebaiknya sebelum menuju puncak perhatian kondisi alam di puncak, terkadang angin bertiup lumayan kencang.



Rute alternative bisa juga menggunakan jalur lintas, yaitu melewati lembah Rama, dari Pos 1 ada percabangan jalan, ambil jalur kanan dan tembuh di Pos 8, jalur ini lumayan panjang dan melewati lembah yg lumayan luar, bisa melihat Air Terjun Taka Palu yg punya ketinggian 50 meter.

Rute Kab. Sinjai barat, nama Desa Terakhir adalah Desa Kasoso dan katanya melewati Lembah Cina, hanya saja jalurnya jarang dilalui.

Rute Alternative lintas LompoBatang, Pendakian bisa juga lintas ke Gunung LompoBatang melalui puncak bawakaraeng dan Turun di Kabupaten Gowa, menurut informasi dibutukan waktu 3 hari perjalanan.
Puncak Bawakaraeng.

Ketika tiba dipuncak Bawakaraeng, pemandangan di puncak ini termasuk yg paling bagus di sulawesi, tak heran setiap minggu gunung ini ramai di daki oleh para pendaki yg umumnya datang dari Sulawesi selatan, juga dari propinsi lainnya.

Terdapat Sumur yg dikeramatkan oleh masyarakat, biasanya mereka mengambil air dari sumur tersebut untuk di bawapulang, juga terdapat batu yg biasa digunakan untuk sesajen.

Luas puncaknya kurang lebih 100 m2, pemandangan Laut dan Kota Makassar di arah barat, di arah Timur Awan terlihat tebal dan terdiam menggumpal, di arah selatan terlihat Gunung Bulusaraeng dan arah selatan, adalah Gunung LompoBatang 2871 mdpl, bisa dilintasi lewat Gunung Bawakaraeng.

Waktu tempuh untuk pendakian Gunung Bawakaraeng, kalau dirata-rata dari Desa Terakhir kira-kira 6 - 8 jam perjalanan.
Objek Menarik

• Air Terjun Lembanna
• Air Terjun Takappala
• Taman Wisata Hutan Malino

Perijinan

Biasanya Biaya perijinan untuk mendaki gunung ini Rp. 2.000 /orang, dan hanya mengisi Buku Tamu dan lapor kepada Kepala Dusun di Lembanna.
Baca lebih lanjut »

Gunung Arjuno

Gunung Arjuno terletak di propinsi Jawa Timur, bertype Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari LAWANG, TRETES dan BATU. Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang. Selain dari dua tempat diatas Gunung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah yang lain.

Gunung yang terletak di sebelah barat Kota Batu Malang-Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian. Disamping tingginya yang telah mencapai lebih dari 3000 meter, di gunung ini terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air terjun Kakek Bodo yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuno. Meskipun selain objek wisata air terjun Kakek Bodo terdapat pula air terjun lain, diantaranya adalah Coban Rondo, Coban Talun.

Lereng Arjono

Kebun Teh PTP 12 lereng Arjono Background Puncak Mahameru 

Rute Pendakian
Gunung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah, diantaranya; arah Timur (Lawang), arah Utara (Tretes) melalui Gunung Welirang dan dari arah Barat (Batu-Cangar).

RUTE TRANSPORTASI
RUTE ANGKUTAN DARI SURABAYA:

RUTE PENDAKIAN DARI LAWANG:
Mendaki gunung dari jalur Lawang ini perlu kekuatan fisik serta mental yang baik, karena kondisi medan yang berupa tanjakan dan medan yang ekstrim.  Tapi keuntungannya Mendaki Gunung Arjuno dari kota Lawang merupakan pendakian yang praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dan arah Surabaya maupun Malang, selain itu Puncak Gunung Arjuno dapat langsung kita tuju dari arah ini. Bila kita menginginkan mendaki dari kota Lawang, dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang (kira-kira 76 Km) dan bila dari Malang, dari Terminal Arjosari kita naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 Km. Dari Lawang kita naik ojek menuju desa Wonorejo sejauh 7 km turun tepat di depan pos perijinan pendakian.

Gunung Arjuno dilihat dari Kebun Teh Wonosari Lawang

Persediaan air kita persiapkan juga di desa terakhir ini. Dari desa Wonorejo terus berjalan dan melewati kebun teh Wonosari serta terus naik selama 3 - 4 jam perjalanan kita akan sampai di POS II “Alang-alang” yang merupakan tempat berkemah. Dari POS II ”Alang-alang”.

Alang-alang

Menuju ke POS III "Mahapena" dibutuhkan waktu 6-7 jam perjalanan dengan melewati Zig Zag (jalur G. Lintjing) jalur ini adalah yang paling ekstrim sehingga kita harus membutuhkan stamina yang benar-benar bagus selama perjalanan menuju POS III "Mahapena" (Puncak Lintjing), setelah sampai kita istirahat barang sejenak sambil menikmati pemandangan di sekeliling dengan ditemani secangkir kopi pahit, disinilah bunga Edelwais tumbuh dengan subur bagaikan karpet putih yang luas sungguh indah...

Gunung Lintjing (Zig Zag) jalur dari Lawang

Kita lanjutkan perjalanan dari POS III "Mahapena" menuju POS IV "Nggombes" merupakan hutan tropis yang lebat yang juga disebut disebut hutan “Alas Lali Jiwo”  POS IV adalah pos terakhir untuk menuju puncak.

Batang pohon Hutan "Alas Lali Jiwo" atau "Alas Nggombes"

Setelah kita melewati Hutan Lali Jiwo kita akan melalui Cemoro Sewu dan padang rumput yang jalannya menanjak (curam) sekali. Mendekati puncak, kita akan berjalan melewati batu-batu yang sangat banyak dan menjumpai tanaman yang sangat indah diantaranya tanaman manis rejo,  setelah itu kita akan mencapai puncak Gunung Arjuna.

RUTE PENDAKIAN DARI BATU (CANGAR)
Rute pendakian lainnya yaitu dari kota Batu lewat Cangar yang terletak di sebelah Barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan tempat wisata yang memiliki sumber air hangat dari kaki Gunung Welirang dan keadaannva tidak berbeda jauh dengan Tretes. Dari arah Kediri atau Malang untuk menuju Batu kita dapat naik bus/Colt, selanjutnya perjalanan dari Batu menuju Cangar menggunakan Colt (angkutan pedesaan). Cangar adalah salah satu tempat wisata yang ada di kota Batu yang terkenal dengan sumber air hangatnya yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit kulit. Kita memulai pendakian dengan melewati ladang sayur-sayuran dan jalan setapak menuju ke arah timur laut dan terus naik melewati hutan tropika, dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat puncak Arjuna. Mendaki selama 5 - 6 jam akan mengantarkan kita pada punggungan gunung yang menghubungkan Puncak Gunung Welirang dan Gunung Arjuno, tepatnya sebelah tenggara Gunung Kembar I. Kita masih harus menempuh perjalanan 1 - 2 jam lagi untuk menuju puncak Gunung Welirang ke arah kiri atau Gunung Arjuno ke arah kanan selama 4 - 5 jam.

RUTE PENDAKIAN DARI TRETES:
Angkutan mulai dari Surabaya (terminal Bungurasih/Purbaya). Naik bis jurusan Malang dari Bungurasih (turun di Pandaan). Naik angkutan lokal dari terminal Pandaan turun di Tretes (turun hotel Tanjung). Ijin pendakian pada posko (jalan kurang lebih 30 M dari hotel tanjung) Untuk Arjuna.

Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun Losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman. Dan Pos PHPA Tretes kita dapat langsung rnendaki Gunung Welirang dan juga Gunung Arjuna. Setelah berjalan antara 4 - 5 jam ke arah barat daya dari Tretes kita dapat berhenti dan bermalam di pondokan tempat orang mencari bijih belerang.

Disini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau mandi, Hampir setiap hari sekitar 20 -- 30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes. Ke esokan paginya pendakian dapat dilanjutkan ke puncak Welirang atau berbelok kita langsung kearah Gunung Arjuna. Perjalanan dari pondok sampai ke puncak Gunung Welirang, akan melewati hutan Cemara yang jalannya berbatu. Setelah berjalan 3 jam kita akan sampai di puncak Gunung Welirang. Di bawah puncak Welirang ada sebuah kawah yang menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak Welirang memakan waktu 7 - 8 jam.

Sunrise di Puncak Arjuno

Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju Gunung Arjuno maka setelah sesampai di puncak Gunung Welirang kita berjalan turun ± 10 menit tepatnya ke arah selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan melewati sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar I dan Gunug Kembar II. Setelah berjalan 6 - 7 jam kita akan sampai di puncak Arjuna. Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinaniakan “Pasar Dieng”, ketinggiannya hampir sama dengan puncak Gunung Arjuna dan terdapat batu­ yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit. Untuk mencapai Gunung Arjuna dan Gunung Welirang dibutuhkan waktu 5 sampai 6 jam. Puncak Gunung Arjuna anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5-10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta laut utara dengan kerlipan lampu- lampu kapal.

Puncak Ogal-agil

Puncak G. Arjuna disebut juga dengan Puncak ‘Ogal-Agil’ atau ‘Puncak Ringgit. Disekitar puncak bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Rute turun bisa ke kota Lawang atau ke arah timur dengan melewati Hutan Cemara, Hutan tropis dan perdu. setelah itu kita akan melewati Perkebunan Teh Wonosari bagian utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat dan menyingkat waktu daripada kembali ke arah Gunung Welirang/Tretes. Perjalanan turun ke arah Lawang kurang lebih 6 jam.

Puncak Mahameru di lihat dari Puncak Arjuno

RUTE PENDAKIAN PURWOSARI
Transport Surabaya - Pasar Purwosari dengan bus jarak tempuh 2 jam, Pasar Purwosari - Desa Tambak Watu Angkot desa warna kuning Rp.3.000,- jarak tempuh 1 jam atau naik ojek dengan ongkos Rp.7.000,-

Perijinan
Ijin bisa diurus Didesa Tambak Watu dengan membayar Rp.2.000,- per orang di Pos Pendaftaran yang juga merangkap sebagai warung

Dusun Tambak Watu
Pendaki bisa beristirahat transit di rumah Ibu Puji di desa Tambak Watu ini. Dari desa Tambak Watu inilah awal pendakian menapaki jalan setapak menuju puncak Arjuna. Awal pendakian akan melewati hutan pinus yang tertata rapi, sementara di sela-sela pohon pinus tersebut banyak ditanami pohon kopi dan pohon pisang. Suasana tenang, adem, ayem dan wingit mulai terasa begitu memasuki kawasan ini. Jalan Pendakian berupa makadam sampai menemui bak air / tendon air.


Desa Tambak Watu – Gua Antaboga : +/- 1jam
Gua Antaboga

Gua yang bernama Gua Antaboga. Goa ini berada di bawah tebing batu menghadap utara,dengan kedalaman 1,5 m, lebar 1 m, serta mempunyai ketinggian 1,25 m. Di depan gua terbapat sebuah pondokan yang bisa digunakan para peziarah untuk melepas penat setelah satu setengah jam berjalan menuju goa ini. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak Arjuno dijalur pendakian.




Gua Antaboga – Petilasan Eyang Abiyasa: +/- 1jam 30 menit
Petilasan Eyang Abiyasa

Jalan setapak disekitar situs ini ditata rapi dengan semen dan dikiri kanan jalan dibentuk taman-taman yang sangat rapi dan bersih. Terdapat kolam Dewi Kunti konon jika airnya diminum dapat memberikan keluhuran jiwa serta selalu ingat Hyang Kuasa. Di sini juga terdapat beberapa pondokan yang dibangun untuk pejiarah. Sekitar 50 meter agak ke bawah dari kedua petilasan ini terdapat situs Eyang Sekutrem.
Petilasan ini dinaungi oleh pohon-pohon besar sehingga dari kejauhan sudah nampak kesan wingit dan angker. Petilasan Eyang sekutrem juga berupa kamar yang tertutup tembok. Lebar bangunan tersebut sekitar 2,5m x 2m. Di dalamnya ada sebuah arca yang terbuat dari batu andezit dengan tinggi sekitar 70 cm. Di petilasan ini selalu dinyalakan hio dan dupa yang menyebarkan bau harum.




Eyang Abiyasa – Situs Eyang Sakri: +/- 10 menit
Situs Eyang Sakri

Petilasan ini berupa cungkup tertutup menghadap ke barat, terbuat dari kayu. Di dalamnya terdapat semacam makam batu yang membujur ke utara selatan. Di sampingnya berdiri sebuah pondok yang terbuat dari ilalang kering yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun bermalam. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak Arjuno dijalur pendakian.





Situs Eyang Saktri – Situs Eyang Semar: +/- 1jam 15menit
Situs Eyang Semar

ini terkenal paling angker, hindari menginap dilokasi ini, meskipun di sekitar situs ini terdapat tiga buah pondok dan sebuah aula yang dibangun oleh para pejiarah. Tempat ini merupakan tempat yang sering dikunjungi para pejiarah untuk mencari berkah dengan menaruh sajen berupa kembang  atau sejenisnya yang di sebut  "Cok bakal"






Situs Eyang Semar – Wahyu Makutarama: +/- 30 menit
Wahyu Makutarama

Petilasan ini berupa bangunan andesit yang berukuran 7 x 7 m dengan tinggi sekitar 3 meter. Di bangunan batu ini terdapat dua buah Mahkota raja yang berdampingan. Ini merupakan sebuah simbol kebesaran dari seorang raja jaman duhulu. Sumber Air dari bak / tandon air





Wahyu Makutarama – Puncak Sepilar +/- 20 menit
Puncak Sepilar

Bila dari Sepilar, menuju arah kanan menyusuri satu bukit, sampailah di Candi Wesi. Di sini bisa dilihat tiga arca Pandawa, dahulunya terdapat lima buah patung namun patung Nakula dan Sadewa telah hilang dicuri. Di sebelah kiri bangunan Candi Sepilar bisa dilihat sebuah kuburan, yang menurut cerita merupakan merupakan tempat muksanya Eyang Semar. Di sebelah kanan situs ini di bangun sebuah pondokan oleh para pejiarah untuk menginap. Sekitar 100 meter ke arah kanan terdapat sumber mata air yang disebut sendang drajad.



Puncak Sepilar – Candi Manunggale Suci +/- 3 jam
Candi Manunggale Suci

Candi ini hanyalah sebuah batu yang ditata seperti pondasi yang di atasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan huruf jawa dan di bawahnya lagi tertulis Sura Dira Jaya Diningrat Lebur Dining Pangastuti ( Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan). Dan di bawah tulisan ini tersebutlah nama Maha Resi Agung Prawira Harjana. Orang ini adalah pengikut setia Bung Karno.




Candi Manunggale Suci – Puncak Arjuna +/- 5 jam
Puncak Gn.Arjuna

Disekitar puncak gunung Arjuna banyak terdapat batu-batu besar yang berserakan, di sebelah utara puncak berupa jurang terjal berbatu-batu yang sangat indah. Sangat disayangkan batu-batu besar di puncak gunung Arjuna ini telah dicemari oleh coretan-coretan tangan-tangan mereka yang mengaku "Pecinta Alam". Ke arah barat tampak di depan kita gunung Welirang yang selalu mengeluarkan asap, disamping gunung Welirang ke arah Barat Laut tampak gunung penanggungan yang runcing sempurna, dengan puncak yang menyerupai gunung semeru. Kearah timur kita dapat menyaksikan puncak gunung semeru yang sangat menawan. Di sebelah selatan kita berdiri gunung Kawi dan gunung Anjasmoro. Di puncak gunung Arjuna terdapat sebuah batu yang berbentuk singasana (kursi) yang sering dikunjungi para pejiarah untuk membakar hio dan dupa. Pada batu ini terdapat gambar cakra dan tulisan jawa yang berarti Maha Kuasa, disinilah tempat bertahta penguasa Alam Gaib gunung Arjuna, Jangan coba-coba untuk duduk atau menginjak batu ini, agar terhindar dari celaka.

Baca lebih lanjut »