Permukaan tebing dimanapun pasti mempunyai perbedaan yang sangat mencolok dalam setiap jalur pemanjatan. Dari perbedaan ini yang paling besar adalah bentuk dan ukuran dari pegangan tangan dan pijakan kaki. Hal ini memerlukan tingkatan kemampuan dalam menyeimbangkan posisi tubuh dalam memanjat disamping kekuatan, yang dimaksud disisni adalah teknik.
Teknik memanjat yang paling mendasar adalah bagaimana kita sebisa mungkin mengontrol dan menstabilkan titik pusat tubuh sesuai garis gravitasi pada setiap gerak memanjat. Kaki dan tangan dalam hal ini berfungsi sebagai penyeimbang. Tindakan dari pergerakan untuk memperoleh keseimbangan dibutuhkan energi untuk mendapatkannya.
Kita tahu bahwa energi manusia mempunyai keterbatasan, sedangkan hubungan antara energi dan teknik jika dipadukan akan memperoleh teknik memanjat yang baik. Dengan kata lain pemanjat yang baik adalah pemanjat yang dapat membagi pengeluaran energi secara lengkap melalui titik pada tubuh, al pada kedua tangan sebagai pegangan dan kedua kaki sebagai pijakan.
Kerja tangan.
Secara umum terdapat 4 dasar yang membedakan dalam kerja tangan, al :
Palm grip, teknik memegang dengan cara menekan, biasa dilakukan pada permukaan tebing yang vertical.
Open grip, teknik memegang dengan cara menarik dengan posisi jari yang diluruskan, biasanya dipakai jika pegangan yang ada ditebing berbentuk mendatar dan melebar.
Cling grip dengan kuncian, teknik memegang dengan menarik dengan posisi jari yang ditekuk pada persendian dan dengan menggunakan ibu jari untuk mengunci. Biasa dipakai pada pegangan yang kecil.
Cling grip tanpa penguncian, Teknik memegang yang sama namun ibu jari tidak mengunci.
Karena tebing mempunyai bermacam-macam bentuk, maka muncullah jenis-jenis pegangan, yaitu:
Pocket Grip, jenis pegangan yang memanfaatkan tebing yang berlubang.
Pinch grip, jenis pegangan yang memanfaatkan bentuk rekahan dan tonjolan tebing yang vertical pada kedua sisi. Gerakannya seperti mencubit.
Under cut, jenis pegangan dengan posisi yang terbalik dan tangan menghadap keatas. Gerakan tangan menarik keatas disertai dengan dorongan kaki yang keras. Tenaga yang dikeluarkan antara tangan dan kaki berlawanan arah. Gerakan ini sama dengan gerakan pada teknik memanjat laybacking.
Lay back, jenis pegangan dengan posisi pegangan yang menyamping dan kaki mendorong kesamping yang arahnya berlawanan.
Finger crack, jenis pegangan dengan memanfaatkan rekahan tebing yang memanjang secara vertical, dengan cara memasukkan jari. Jenis pegangan ini sangat rawan cidera lecet karena mengandalkan gesekan dengan tebing.
Hand crack, jenin pegangan ini hampir sama dengan finger crack, akan tetapi yang membedakan adalah yang dimaksukkan ke rekahan adalah telapak tangan keseluruhan dan rekahan sedikit lebih lebar sesuai dengan ketebalan telapak tangan. Jenis ini juga rawan cidera lecet.
Fist jamming, hampir sama dengan finger dan hand crack namun posisi tangan mengepal menyamping dan lebar rekahan sebesar kepalan tangan.
Kerja kaki
3 cara mendasar dari cara kerja kaki :
Pijakan dengan ankle kaki yang meninggi (jinjit), kerja angkle berat.
Pijakan dengan angkle kaki yang sedang, kerja angkle sedang
Pijakan dengan angkle kaki yang menurun, kerja angkle sedikit.
Jenis pijakan :
Smearing, teknik memijak dimana tekanan terbesar pada sol sepatu dengan mengandalkan friksi/gesekan sol. Biasa digunakan pada pijakan slabs, flat. Teknik ini menitik beratkan seluruh beban pada kaki, sedangkan tangan sebisa mungkin hanya untuk keseimbangan.
Edging, Teknik memijak dimana menggunakan tepi dan ujung dari sepatu panjat pada celah pijakan yang kecil. Hal ini membuat kerja angkle yang berat.
Heel hooking, teknik memijak kaki dengan menggunakan ujung dan tumit kaki yang biasa dilakukan pada permukaan tebing overhangs/miring dan roofs/horizontal. Cara kerjanya dengan menarik dan mengkait melalui ujung kaki dan tumit kaki. Cara kerja ini bisa menghemat tenaga, terlebih pada posisi di roof dan terkadang pijakan dengan tumit lebih tinggi dari pada posisi pegangan.
Jamming, teknik pijakan dengan memanfaatkan celah/rekahan batuan vertical (crack) yang memanjang. Posisi kaki yang miring membuat kerja kaki yang ekstrem pada angkle, hal ini bisa mengakibatkan cidera pada angkle bila tidak dipersiapkan dengan baik.
Teknik pemanjatan.
Dilihat dari bentuk tebing :
Chimney, suatu teknik pemanjatan dengan menggunakan bentuk tebing batu yang mempunyai celah vertical yang besar dan luas yang mana dalam menggunakan teknik ini si pemanjat harus menyelipkan badan kedalam celah, lalu dengan tekanan/dorongan kaki pada bagian dinding depan. Pada saat bersamaan tubuh bersandar dan menempel didinding. Gabungan tekanan kesamping dan keatas maka gerakan naik dapat dilakukan oleh pemanjat. Sesuai dengan besar kecil dari celah pada tebing, cimney dapat dibedakan menjadi 3 yaitu stemming dengan celah yang sedang dan sempit dan bridging dengan celah yang sangat lebar, cara kerja teknik ini dengan menggunakan kedua kaki yang melebar dan saling menekan.
Corner crack (dihedral), teknik dan pergerakan teknik ini hampir sama dengan chimney bridging namun yang membedakan adalah bentuk dari tebing yang menyudut. Cara kerjanya sama yaitu pada kaki menekan, mendorong keatas dan melebar. Pada keadaan tertentu disamping tangan berfungsi sebagai tarikan, keseimbangan juga sebagai dorongan kebawah.
Mantling/mantleshelfing, merupakan teknik memanjat yang khusus. Menggunakan tangan untuk menekan pinggiran tebing atau pegangan yang luas agar badan terangkat keatas. Gerakan diawali dengan tarikan tangan yang kuat dan dengan gerakan yang cepat siku digerakan keatas sehingga sejajar dengan bahu dan mendorong keatas sampai badan terangkat keatas.
Laybacking, teknik pemanjatan dengan posisi tangan menarik menyamping dan gerakan/tenaganya berlawanan dengan kaki yang mendorong. Teknik ini banyak dipakai pada situasi tertentu, misalnya pada pemanjatan menyamping (traverse), rekahan vertical (crack).
Scrambling, pemanjatan dengan medan tebing yang mempunyai kemiringan agak landai.
Etika pemanjatan
Pemanjat harus menghormati adat istiadat dari warga sekitar tebing.
Berdoa dan melakukan ritual agama sebelum melaksanakan pemanjatan.
Mempersiapkan mental dan fisik.
Melaksanakan prosedur pemanjatan yang baik.
Memelihara lokasi tebing, baik dalam hal kebersihan keindahan dan kealamian tebing.
Jenis pemanjatan
Bouldering, adalah pemanjatan tanpa menggunakan tali, pengaman karena medan yang dipanjat yang relative rendah. Tujuan utama dari pemanjatan ini untuk menyelesaikan jalur/route yang sulit. Pemanjat hanya menggunakan sepatu panjat dan chalk. Bentuk pengamanannya yaitu melompat seaman mungkin kebawah dan dijaga oleh partner.
Buildering, adalah pemanjatan pada media gedung, towers, monument dsb.
Freeclimbing, adalah pemanjatan tebing dengan memanfaatkan cacat batuan pada tebing dalam memasang dan menggunakan pengamanan alami serta tali. Pengaman yang dipakai adalah pengaman berjalan dan pengaman ini tidak digunakan untuk membantu pemanjatan dan menambah ketinggian.
Free solo, adalah pemanjatan bebas (free climbing) yang dilakukan tanpa menggunakan tali pengaman, apabila jatuh akan berakibat fatal yaitu kematian.
Sport climbing, adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada faktor olahraganya.
Bagikan di facebook
0 komentar
Post a Comment